No matter how tired i am, i’m living my dream, working with passion.. Forever thankful :) -BL-

Jumat, 26 Oktober 2012

ARSITEKTUR SADAR LINGKUNGAN

Salah satu kehidupan dasar manusia adalah papan (rumah) disamping sandang dan pangan. Pemuasan kebutuhan dasar di bidang arsitektur sebaiknta dilaksanakan dengan pembangunan yang sehat dan ekologis, menurut Rudolf Doernach merupakan ‘bangunan hidup’ dan bukan dengan pembangunan teknis saja yang menantang kehidupan yang menurut Rudolf Doernach adalah ‘bangunan mati’.
Atas dasar pengetahuan dasar –dasar ekologi, maka perhatian pada arsitektur sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga keselarasan dengan alam.
Arsitektur yang sadar lingkungan adalah bidang keilmuan yang mempengaruhi usaha terhadap kelanjutan, keselarasan ekologi, dan kegiatan manusia yaitu yang menyangkut masalah :
  • pemeliharaan dan perawatan biosfer
  • mendaur ulang sumber bahan baku alam
  • pentrasformasikan energi secukupnya secara ekonomis
Saat ini hampir semua gedung modern merupakan sistem tertutup yang menggunakan bahan sintetis yang canggih seperti kaca atau aluminium (yang bersifat padat, tidak berpori yang menghambat sirkulasi) sehingga menggunakan penghawaan teknis (AC), menggunakan bahan pelapis dinding dan langit – langit yang tipis dengan permukaan licin dan keras sehingga tidak dapat meredam suara dan panas. Menyadari hal tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
  • Perencanaan arsitektur
  • Penentuan struktur dan kontruksi
  • Pemilihan material
  • Pengetahuan ekologi

PRINSIP ARSITEKTUR YANG SADAR LINGKUNGAN 

  • Hemat Energi
Arsitektur yang sadar lingkungan hendaknya mampu menciptakan karya – karya arsitektur yang hemat energi, baik dari segi kontruksi maupun perawatan.
  • Peka Terhadap Alam
Lingkungan merupakan wadah bagi seorang arsitek dalam berkarya. Hal ini dapat menjadi acuan bagaimana perancangan yang sadar akan lingkungan. Arsitektur dituntut lebih memperhatikan dan peka terhadap alam, pencarian kesesuaian antara peredaran alam semesta dan tindakan manusia menjadi motivasi dan arah dari semua kegiatan. Karya arsitektur harus dapat selaras dengan lingkungan, agar dapat tetap menjaga keseimbangan dengan alam, memperhatikan fungsi dan hubunganna dengan alam, seperti matahari, arah angin, arah hujan, aliran air di bawah tanah, dsb.
  • Hemat Dengan Sumber Energi Baru
Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan material yang dapat diperbaharui, seperti hasil hutan dan olahannya.
  • Memperhatikan Pengguna
Arsitektur yang sadar lingkungan juga memperhatikan pengguna (user) dari suatu karya arsitektur.
  • Memperhatikan Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan harus diperhatikan dengan rancangan yang dibuat agar terjadi kesesuaian dengan lingkungan. Misalnya keadaan topografi.
  • Holism
Holism (holistic) berarti memertimbangkan banyak faktor , harus menerapkan banyak ilmu, agar dapat ditinjau dari banyak aspek sehingga data bekerjasama dengan bidang keilmuan lain dalam perancangan

Kamis, 18 Oktober 2012

GREEN ARCHITECTURE



Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)

 
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.


Prinsip-prinsip Green Architecture

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah
desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
  1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
  2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
  3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
  4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
  5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
  6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
  7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
  1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
  2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
  3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
  4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
  1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
  2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
  3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.